Orasi ilmiah Guru Besar Institut Teknologi Bandung: Dari Sel Punca Hingga Rekayasa Jaringan dan Eksosom: Kontribusi Biologi dalam Masa Depan Bidang Kesehatan

Penulis: Prof. Anggraini Barlian
Reviewer: Prof. Tjandra Anggraeni
Penerbit: ITB Press
ISBN: 978-623-297-324-4

Sinopsis

Rusak atau hilangnya suatu jaringan di dalam tubuh dapat disebabkan oleh penyakit maupun kecelakaan. Salah satu solusi untuk menggantikan jaringan yang rusak atau hilang adalah melalui teknologi rekayasa jaringan. Rekayasa jaringan merupakan suatu bidang yang bersifat multidisiplin, melibatkan tiga faktor utama: sel, scaffold dan faktor bioaktif.

Sel punca human Wharton Jelly Mesenchymal Stem Cell, atau disebut juga hWJ MSC berasal dari tali pusat yang merupakan limbah melahirkan. Sel punca hWJ MSC memiliki beberapa keistimewaan, sifatnya multipoten, dapat berdiferensiasi menjadi sel rawan (kondrosit), sel tulang (osteosit) dan sel lemak (adiposit) dan tidak memicu respon imun jika digunakan secara alogenik. Oleh sebab itu hWJ MSC merupakan sumber sel yang tepat dalam mempelajari dan mengembangkan sel punca untuk aplikasi dalam rekayasa jaringan rawan dan jaringan tulang.

Indonesia memiliki keragaman kekayaan alam yang sangat berlimpah, menjadi sumber inovasi yang luar biasa untuk menciptakan berbagai jenis komposisi scaffold biomaterial dalam mendukung rekayasa jaringan. Sutera laba-laba atau silk spidroin yang berasal dari jaring laba-laba yang ada di Indonesia, salah satunya Argiope appensa, merupakan sumber biomaterial scaffold yang terbukti dapat berperan dalam mengarahan diferensiasi hWJ MSC menjadi sel rawan. Sebagai negara kepulauan, dengan laut yang luas dan kekayaan laut yang sangat besar, Indonesia memiliki 85 -1500 atau sekitar 10% jenis sponge (spons) yang ada di dunia. Spons termasuk Porifera, dari Kingdom Animalia dan dikenal mengandung biosilika dengan kadar yang sangat tinggi dan unsur-unsur lainnya. Scaffold mengandung biosilika dari spons terbukti bersifat osteoinduktif yang mendukung diferensiasi sel punca hWJ MSC menjadi sel tulang.

Teknologi nano turut berperan dalam pengembangan aplikasi sel punca, melalui modifikasi substrat berpola nano, nanopattern, sel punca hWJ MSC berhasil diarahkan diferensiasinya menjadi sel rawan. Teknologi nanopattern membuka peluang dalam produksi sel punca tanpa bergantung pada faktor-faktor tumbuh yang mahal dan akan sangat berperan dalam cell-based therapy. Demikian pula dengan produk turunan sel punca hWJ MSC yang berukuran nano, yakni eksosom. Peran eksosom dalam diferensiasi sel hWJ MSC menjadi sel rawan dan peran eksosom dari hWJ MSC sebagai agen anti-inflamasi telah diteliti dan memiliki potensi sangat besar dalam cell-free based therapy. Ketatnya peraturan pembuatan dan penggunaan sel punca dan produk turunannya membuka peluang untuk mendalami eksosom dari tumbuhan, yang disebut Plant-derived Exosome like Nanoparticle (PDEN), melalui riset kolaborasi. Pengetahuan tentang sel, khususnya sel punca, dalam rekayasa jaringan dan terapi sel punca dan produk turunannya di bidang Kesehatan sangat diperlukan. Ilmu dasar seperti Biologi, khususnya Biologi Sel dan Biologi Perkembangan merupakan fondasi utama bagaimana pengetahuan dan pemahaman tentang sel punca turut menentukan kemajuan di bidang Kesehatan di era kini dan masa depan. Ilmu Biologi Sel dan Biologi Perkembangan tentang sel punca dan produk turunannya serta sebagai sumber sel dalam rekayasa jaringan, akan turut menentukan keberhasilan masa depan di bidang Kesehatan, khususnya regenerative medicine.

UkuranB5
Halaman89
CoverDoff
Detail

Untuk pemesanan hubungi nomor:

  • (022) 2512532 (FGB ITB)
  • +62-877-8806-6848 (WhatsApp ITBPress)
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *