Description
Buku ini disusun atas keprihatinan penulis terkait dampak negatif pengaruh perkembangan teknologi terhadap kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Berbagai dinamika dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa telah mewarnai perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam menjaga, mempertahankan, dan membina rasa dan sikap kebangsaan (nasionalisme). Berbagai isu strategis terkait dengan degradasi kepercayaan, sikap dan perilaku intoleransi, kasus korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan jabatan, manipulasi, tindak pelanggaran maupun tindak kejahatan (pidana), tulisan-tulisan yang diunggah di media sosial tidak hanya mencerminkan sopan santun, etika, dan moral yang baik, melainkan bertolak belakang dengan hal tersebut (krisis moral). Nilai-nilai khazanah kearifan lokal Nusantara sebagai sumber inspirasi dan inovasi. Demikian pula dengan nilai-nilai Pancasila yang tidak dipahami, dihayati, dan di-jalankan dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam buku ini diingatkan kembali rasa dan sikap kebangsaan (nasionalisme) masyarakat Indonesia yang sudah terdegradasi karena kepeloporan nasional yang belum tercermin dalam perkembangan iptek dan TIK di era perubahan peradaban global saat ini. Pesan yang disampaikanBung Karno (the founding fathers) di hadapan peserta Sidang II BPUPKI pada 23 Mei–1 Juni 1945 adalah menyusun dasar negara dalam persiapan kemerdekaan Indonesia menekankan tiga hal pokok, yakni persatuan dan kesatuan, Integritas dan identitas/jati diri, dan perjuangan bangsa dan negara untuk masa depan yang lebih baik. Demikian pula pada pembukaan Lembaga Ketahanan Nasional RI (Lemhannas RI) 20 Mei 1965, Presiden Ir. Soekarno memberikan sambutan berikut “…kalau mau mengetahui bagaimana suatu bangsa dijadikan besar, kita harus mengetahui Geopolitik bangsa itu. Untuk mengetahui Geopolitik itu, kita bisa melihat Geohistorisnya hal ini sebagai kaca benggala untuk cerminan untuk menatap masa depan, termasuk mengetahui geoekonomi, dan geo-geo lainnya.” Pesan yang disampaikan tersebut sungguh ironis karena masyarakat Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa menganut agama, menghormati adat istiadat dan budaya masing-masing, menjadi masyarakat yang religius, masyarakat yang menjunjung tinggi nilai dan norma etika dan sopan santun, berbudi pekerti, moral yang mulia yang hidup dalam NKRI, tetapi dicemari oleh rasa dan sikap moral yang jauh dari harapan akibat pengaruh perkembangan teknologi. Berbagai kebijakan, strategi, dan upaya pemerintah untuk kepentingan nasional dalam meraih cita-cita dan tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 perlu mendapat dukungan dari seluruh komponen bangsa dan warga negara Indonesia. Melalui buku sederhana ini dengan judul “SOSIOTEKNOLOGI NASIONALISME: Modal Utama Pembangunan dan Pendidikan Karakter Bangsa”dapat menambah wawasan terkait nasionalisme dalam pembangunan dan pendidikan karakter bangsa.
Reviews
There are no reviews yet.