Perjalanan Daryl John Sayangbati di Jazz Aula Barat #8

Pada 15 Februari 2025 lalu, acara Jazz Aula Barat #8 sukses digelar di Gedung Aula Barat, Kampus ITB Ganesha. Acara tahunan yang diinisiasi oleh Unit ITB Jazz ini kembali menghadirkan konsep unik yang mempertemukan musisi lintas generasi dalam satu panggung. Dengan semangat berbagi dan eksplorasi musikal, Jazz Aula Barat #8 menjadi ruang bagi para musisi dari berbagai latar belakang untuk ‘berdialog’ melalui bahasa universal, yaitu musik.

Sebagai media yang mengikuti perkembangan seni dan budaya kampus, ITB Press berkesempatan meliput jalannya acara dan mendapatkan banyak wawasan menarik selama pertunjukan berlangsung. Tidak hanya menikmati alunan jazz yang kaya improvisasi, kami juga tertarik untuk menggali lebih dalam tentang orang-orang di balik layar yang berkontribusi besar dalam menyukseskan acara ini. Salah satu sosok sentral dalam perhelatan ini adalah Daryl John Sayangbati, ketua Unit ITB Jazz, yang sekaligus menjabat sebagai ketua pelaksana Jazz Aula Barat #8.

Lebih jauh bicara tentang Daryl, kecintaannya pada musik sudah tumbuh sejak ia masih tinggal di Balikpapan, Kalimantan Timur. Instrumen pertama yang ia pelajari adalah piano, yang kemudian menjadi pintu masuknya ke dunia musik. Seiring waktu, ketertarikannya terhadap instrumen lain semakin berkembang.

Saat mulai berkuliah di Institut Teknologi Bandung, Daryl memutuskan untuk bergabung dengan Unit ITB Jazz—sebuah komunitas yang telah melahirkan banyak musisi berbakat. Di sanalah ia menemukan ketertarikannya pada saksofon, alat musik yang akhirnya menjadi bagian dari perjalanan musikalnya. Dalam Jazz Aula Barat #8, Daryl pun berkesempatan untuk tampil memainkan saksofon di hadapan para penikmat jazz.

Menurut Daryl, jazz adalah genre yang menawarkan kebebasan berekspresi. Dalam jazz, seorang musisi tidak hanya memainkan melodi yang sudah ditentukan, tetapi juga diberi ruang untuk mengeksplorasi dan menciptakan improvisasi. Hal inilah yang membuatnya jatuh cinta pada jazz—musik yang selalu berkembang, penuh kejutan, dan memungkinkan interaksi yang dinamis antara para pemainnya.

Tema lintas generasi yang diusung dalam Jazz Aula Barat #8 menjadi refleksi dari semangat keterbukaan dalam dunia musik. Bagi Daryl, meskipun terdapat perbedaan usia dan pengalaman antara musisi seangkatannya dengan para musisi senior, bahasa musik tetap menjadi penghubung yang menyatukan mereka. Kehadiran musisi dari berbagai generasi dalam satu panggung tidak hanya menghadirkan variasi warna musik, tetapi juga memberikan ruang bagi para musisi muda untuk belajar langsung dari pengalaman para senior. Jazz, yang dikenal sebagai genre dengan tradisi kuat dalam mentorship dan interaksi spontan, menjadi wadah ideal untuk kolaborasi lintas generasi.

Lebih jauh, Daryl juga menyoroti keberagaman unit musik yang ada di ITB. Menurutnya, kampus ITB memiliki berbagai komunitas musik yang aktif dan terbuka terhadap kolaborasi. Beberapa di antaranya adalah PSM ITB (Paduan Suara Mahasiswa ITB), Apres, ITB Jazz, ITB Student Orchestra, serta beberapa unit musik lainnya. Hal ini pun tercermin dalam Jazz Aula Barat #8, di mana ITB Jazz menggandeng PSM ITB dan Apres sebagai bagian dari pengisi acara. Kolaborasi antarunit musik ini mencerminkan semangat kebersamaan dan eksplorasi yang menjadi ciri khas komunitas seni di ITB. Simak obrolan selengkapnya bersama Daryl hanya di kanal Youtube ITB Press TV.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *