Orasi Ilmiah Guru Besar Institut Teknologi Bandung: Kerusakan untuk Mencapai Ketangguhan: Strategi Perancangan Struktur Baja Tahan Gempa

Penulis: Prof. R. Muslinang Moestopo

Reviewer: Prof. Iswandi Imran

ISBN: -
e-ISBN: -

Sinopsis

Struktur bangunan yang dibangun di daerah yang rawan gempa, seperti di sejumlah besar wilayah Indonesia, harus mampu bertahan terhadap bahaya gempa besar.  Perkembangan pengetahuan tentang rekayasa kegempaan telah dapat memprediksi kemungkinan terjadinya gempa di suatu lokasi dengan tingkat gaya gempa tertentu, antara lain melalui Peta Sumber dan Bahaya Gempa yang telah disusun berdasarkan kondisi geologi dan riwayat kegempaan, termasuk catatan sumber gempa, kekuatan, dan jaraknya ke lokasi di permukaan tanah. Selanjutnya, telah dapat dibuat spektrum respon percepatan gempa yang akan dialami struktur bangunan di suatu lokasi dengan kondisi tanah tertentu (keras, sedang, atau lunak), yang akan digunakan untuk menentukan besarnya beban gempa rencana bagi struktur yang akan dibangun. Namun demikian, perancangan struktur tahan gempa yang dilakukan berdasarkan kekuatan struktur memikul gaya gempa tanpa mengalami leleh, akan menghasilkan dimensi struktur yang besar dan kurang realistis, apalagi masih sangat mungkin terjadi gempa dengan kekuatan melebihi besarnya gempa rencana. Perancangan struktur tahan gempa yang dilakukan berdasarkan kemampuan mendisipasi energi gempa telah dikembangkan dan menghasilkan struktur dengan dimensi relatif lebih kecil dilengkapi dengan elemen struktur tertentu (sekering) yang akan leleh (rusak) secara terkendali selama gempa besar tanpa terjadi keruntuhan struktur.

Perancangan struktur baja berdasarkan kerusakan elemen sekering dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan antara lain material mampu berdeformasi inelastis cukup besar dengan peningkatan tegangan yang cukup signifikan, penampang dan elemen baja cukup kompak dan tidak mengalami tekuk, dan integrasi yang baik diantara seluruh elemen struktur dengan sistem sambungan yang kuat. Sifat material baja yang daktail dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai sistem struktur baja pemikul gempa dengan berbagai jenis elemen sekering, yang kinerjanya direpresentasikan dengan besaran parameter seismik struktur yang berbeda. Sejumlah sistem struktur baja dan sistem sambungan pemikul gempa telah dipublikasikan dalam ketentuan Standar Nasional Indonesia saat ini, dan diperkirakan akan bertambah jumlahnya sejalan dengan perkembangan penelitian tentang sistem struktur baja pemikul gempa yang secara intensif dilakukan di berbagai negara. Sejalan dengan tuntutan yang berkembang tentang struktur bangunan yang tangguh, resilient dan sustainable, terutama untuk bangunan di daerah yang sering mengalami gempa dengan intensitas tinggi, telah berkembang pula perancangan elemen sekering maupun sistem sambungan yang dapat diganti pada sistem struktur baja pemikul gempa. Hal ini dimungkinkan karena kerusakan direncanakan hanya terjadi secara terpusat di elemen yang mudah diganti, baik berupa elemen link maupun elemen pada sistem sambungan. Hal lain yang telah berkembang adalah sistem struktur yang dengan mekanisme self-centering, dengan merancang posisi struktur secara keseluruhan kembali ke posisi sebelum mengalami gempa, walaupun pernah mengalami kerusakan (leleh) dalam mendisipasi energi selama gempa berlangsung. Dengan telah berkembangnya konsep, metoda dan dukungan komputasi untuk mengevaluasi kerusakan struktur bangunan eksisting dan menentukan target kinerja struktur terhadap bahaya gempa, maka penggunaan elemen sekering yang terbuat dari bahan baja yang daktail dimanfaatkan pula untuk melakukan perbaikan (retrofiting) maupun peningkatan kinerja pada struktur bangunan yang telah berdiri, baik struktur baja maupun beton bertulang, dalam menghadapi bahaya gempa besar di masa mendatang.

UkuranB5
Halaman90
CoverDoff
Detail

Untuk akses e-book kunjungi link berikut:

Untuk pemesanan hubungi nomor:

  • (022) 2512532 (FGB ITB)
  • +62-877-8806-6848 (WhatsApp ITBPress)
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *