Sabtu, 24 Mei 2025, bertempat di ITB Press Store, Jalan Ganesha no 15 E (Gedung STP ITB), Bandung diadakan Workshop seni pop-up dan ilustrasi untuk industri kreatif. Acara ini diinisiasi oleh Workashopa, bekerja sama dengan ITB Press. Acara dibagi menjadi dua sesi, di mana setiap sesi diisi oleh para pemateri yang memang sudah berpengalaman di bidang ini.
Sesi pertama dibuka oleh Kak Yana yang memperkenalkan teknik membuat gambar pop-up. Teknik ini dipilih karena memungkinkan gambar anak-anak menjadi lebih dinamis dengan beralih ke medium tiga dimensi. Selain itu, metode ini juga menjadi cara menyenangkan untuk mengenalkan bahwa menggambar tidak melulu di atas bidang datar.
Kak Yana mempraktikkan langkah demi langkah pembuatan pop-up, dimulai dari memotong kertas berpola sebagai mekanisme dasar, dilanjutkan dengan proses melipat dan menempel hingga membentuk pondasi mekanik pop-up. Pondasi ini kemudian menjadi latar tempat anak-anak menempelkan gambar kreasi mereka sendiri. Para peserta bebas menggambar objek favorit mereka—mulai dari karakter, pemandangan, hingga benda-benda yang mereka sukai. Setelah gambar selesai, mereka memotong dan menyusun hasil karya di atas struktur pop-up masing-masing.
Hasil karya peserta sangat beragam. Beberapa anak bahkan mengubahnya menjadi kartu ucapan untuk orang tersayang—untuk ibu, kakak, atau sahabat. Sesi ditutup dengan beberapa anak yang dengan antusias menceritakan proses dan hasil karya mereka kepada peserta lainnya.
Sesi kedua menjadi semakin istimewa dengan kehadiran Kak Yola Nadian, ilustrator buku anak asal Bandung. Kak Yola membagikan wawasan tentang betapa ajaibnya ilustrasi dalam mengubah teks yang kompleks menjadi visual yang menyenangkan dan mudah dipahami, terutama oleh anak-anak. Ia juga menjelaskan alur kerja di industri ilustrasi, mulai dari proses kreatif, editorial, hingga cara bernegosiasi dengan penerbit dan klien.
Selanjutnya, Kak Arul selaku pengajar Workashopa, memberikan tips dan trik menggambar ilustrasi secara efektif menggunakan metode 5W1H. Setelah sesi materi, Kak Yola mengajak peserta mendesain karakter. Menurutnya, desain karakter adalah jantung dari sebuah buku bergambar.
Yang menarik, sesi ini diikuti oleh peserta dari berbagai latar usia—mulai dari anak-anak SD berusia 11–12 tahun, mahasiswa, hingga peserta dewasa yang tertarik memulai karier sebagai ilustrator buku. Sesi ditutup dengan sesi berbagi dari beberapa peserta yang mempresentasikan karakter mereka dan mendapat tanggapan positif dari peserta lain.
Dari dua sesi ini, Workashopa memperkenalkan program terbarunya: Workashopa Artground—sebuah ruang bagi anak-anak untuk merasakan serunya proses berkarya. Bersama ITB Press, program ini mengajak anak-anak mengalami langsung bagaimana rasanya menjadi seorang seniman, mulai dari membuat ide hingga berpameran dan menjual karyanya. Program ini juga melibatkan komunitas refugees di Indonesia sebagai kolaborator, membuka kesempatan anak-anak untuk saling mengenal dan berinteraksi lintas budaya dan bahasa melalui seni.