Pada Jumat, 28 Februari 2025, suasana kreatif terasa di ITB Press Store, Jl. Ganesha No. 15 E (Gedung STP ITB), Bandung. Workshop bertajuk “Ngaos Seni: Workshop Basic Hand Embroidery” yang diadakan oleh komunitas Bormove ini menjadi wadah bagi para pencinta seni tekstil untuk belajar sulam tangan bersama M. Hilmi Fadillah, seorang pemateri dengan latar belakang kriya.
Acara yang berlangsung selama lebih kurang tiga jam ini menghadirkan pengalaman mendalam bagi peserta yang ingin memahami lebih jauh seni sulam. Dengan pendekatan yang sistematis, M. Hilmi Fadillah mengawali sesi dengan memperkenalkan sejarah sulam, yang di berbagai negara memiliki makna lebih dari sekadar teknik menghias kain. Sulaman telah menjadi bagian dari tradisi dan budaya, sering digunakan dalam berbagai upacara seperti kelahiran, pernikahan, hingga kematian. Setiap negara memiliki ciri khas tersendiri, baik dalam motif, warna, maupun teknik tusukan.
Setelah pengenalan, peserta mulai diperkenalkan dengan alat dan bahan dasar dalam sulam tangan, dari mulai kain, jarum, benang sulam, pemindang, gunting, hingga mata nenek yang menjadi elemen penting dalam proses ini. Tak butuh waktu lama hingga peserta mulai mencoba berbagai teknik sulaman yang diperkenalkan. M. Hilmi Fadillah membimbing mereka dalam mempraktikkan beberapa teknik tradisional dari berbagai budaya, seperti Sulaman Holbein dengan pola tusukan horizontal dan vertikal yang membentuk motif geometris, Sulaman Asisi yang mengombinasikan tusuk Holbein dan tusuk silang, serta Sulaman KruiSteek yang terkenal dengan pola menyilang atau diagonalnya.
Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang acara. Banyak dari mereka yang baru pertama kali mencoba sulam tangan, namun dengan bimbingan yang tepat, mereka berhasil memahami dasar-dasarnya. Beberapa peserta bahkan mulai memiliki ide untuk menerapkan teknik sulam dalam karya pribadi mereka.
Workshop ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga memperluas wawasan peserta mengenai seni kriya tekstil. Di tengah perkembangan industri tekstil modern yang semakin banyak mengandalkan mesin, sulaman tangan tetap memiliki daya tarik tersendiri karena nilai craftsmanship yang unik. Harapannya, dengan semakin banyaknya generasi muda yang tertarik belajar teknik ini, seni sulam dapat terus berkembang dan menemukan tempatnya dalam industri kreatif.
Dengan kombinasi antara teori dan praktik yang disampaikan dengan santai dan interaktif, workshop ini menjadi pengalaman yang berharga bagi para peserta. Terima kasih kepada M. Hilmi Fadillah dan komunitas Bormove yang telah membuat acara ini berjalan dengan sukses. Semoga ke depannya semakin banyak kesempatan untuk menggali lebih dalam seni sulam dan mengembangkan kreativitas dalam dunia kriya tekstil.