Menyelami Peta Energi dan Ketenangan Batin Bersama N. Djatnika W

N. Djatnika W adalah sosok yang telah lama dikenal di dunia musik. Menjalani karir bermusik pertamanya sebagai drummer di band Harapan Jaya, N. Djatnika W (dulu dikenal dengan nama Upiet-red) kemudian tergabung juga dengan band yang semua personilnya perempuan bernama Boys Are Toys, hingga terakhir dia tercatat sebagai personil band C.U.T.S. sebagai drummer. Selama bertahun-tahun, ia mencurahkan energi kreatifnya dengan menghidupkan emosi dan cerita lewat karya-karya musikal yang jujur dan autentik. Namun, seperti halnya irama yang berubah dalam satu komposisi, perjalanan hidup Djatnika pun mengalami transformasi yang tak kalah menarik. Kini, ia menemukan panggilan baru sebagai seorang Human Design Reader, sebuah lompatan dari dunia seni ke ranah yang lebih personal dan introspektif: pemahaman diri.

Transformasi ini bukan terjadi dalam sekejap. Djatnika mengisahkan bahwa ketertarikannya terhadap Human Design berangkat dari kegelisahan pribadi yang sudah lama dirasakannya seperti overthinking, kecemasan, dan keraguan yang muncul tanpa sebab jelas. Sebagai musisi yang terbiasa menyelami emosi, ia tidak asing dengan turbulensi mental. Namun, seiring waktu, ia menyadari bahwa apa yang ia alami membutuhkan lebih dari sekadar pelampiasan kreatif; ia butuh peta untuk memahami siapa dirinya sebenarnya.

Dengan profesi barunya ini, ITB Press tertarik mengundangnya sebagai tamu di episode terbaru ITB Press Show, yang digelar pada tanggal 16 Mei 2025. Di episode ini Djatnika mengajak kita menyelami isu overthinking dan anxiety dari perspektif Human Design. Human Design sendiri merupakan sistem yang memadukan astrologi, I Ching, Kabbalah, dan chakra system, serta dikombinasikan dengan ilmu genetika modern. Sistem ini memetakan cetak biru energi seseorang berdasarkan tanggal, waktu, dan tempat lahirnya, hingga dari sanalah, Djatnika mulai menemukan jawaban.

Lewat cara penyampaian yang hangat dan mudah dipahami, Djatnika menjelaskan bagaimana desain energi seseorang bisa memengaruhi cara mereka berpikir, merasakan, dan merespon tekanan hidup. Misalnya, ada tipe energi yang memang dirancang untuk mengambil keputusan secara emosional, bukan logis. Ada pula yang cenderung menyerap kecemasan dari lingkungan sekitarnya, dan mengira itu milik mereka sendiri. Di sinilah Human Design menjadi alat bantu untuk memisahkan mana suara hati yang otentik, dan mana yang hanya gema dari dunia luar.

Djatnika tidak hanya menyampaikan teori. Ia berbagi pengalaman pribadinya dalam menghadapi keraguan, dorongan untuk terus produktif, dan tekanan menjadi “sempurna” dalam karya maupun kehidupan sehari-hari. Ia pernah merasa “salah” karena tidak mampu mengikuti pola umum cara berpikir atau bekerja seperti orang lain. Namun melalui Human Design, ia justru belajar menerima bahwa dirinya memiliki cara kerja sendiri yang sah dan valid.

Bagi siapa pun yang sedang bergelut dengan pikiran yang berisik, ketidakpastian arah hidup, atau tekanan untuk menjadi versi ideal diri yang tak pernah cukup, episode ini hadir sebagai pelukan hangat. Ia tidak menjanjikan solusi instan, tetapi membuka jalan untuk memahami diri dengan lebih dalam dan menerima bahwa setiap individu memiliki ritme dan energinya masing-masing.

Akhirnya, perjalanan Djatnika dari musisi menjadi Human Design Reader menunjukkan bahwa pencarian makna hidup tidak selalu linier, karena terkadang, jalur seni membawa kita ke spiritualitas. Terkadang, pemahaman diri justru menguatkan ekspresi artistik. Dan di antara keduanya, ada benang merah yang tak pernah putus: keinginan untuk menjadi utuh, tenang, dan selaras dengan diri sendiri. Simak obrolan lengkapnya di kanal Youtube ITB Press TV!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *