Katanya, musik jazz merupakan sebuah genre yang membuka ruang sangat lebar untuk para musisi berdialog lewat instrumen musik yang mereka mainkan. Dengan improvisasinya mereka seolah tidak sedang bermusik, melainkan sedang berdialog ditengah-tengah lagu yang sedang dimainkan. Hal ini menjadi kekhasan musik jazz yang kerap dinantikan bagi para penikmatnya. Lalu apa jadinya jika dialog tersebut berasal dari para musisi lintas generasi? Sebuah pertanyaan yang kemudian coba dijawab oleh acara Jazz Aula Barat #8 yang digelar pada hari Sabtu, 15 Februari 2025 di Aula Barat, Kampus ITB Ganesha. Acara yang diinisiasi oleh Unit Jazz ITB ini mempertemukan para musisi lintas generasi untuk berbagi panggung dan ‘berdialog’ dengan musik yang mereka mainkan.
Salah satu yang menjadi highlight acara ini adalah kala legenda jazz Oele Pattiselanno berbagi panggung dengan Ardhito Pramono, penyanyi sekaligus penulis lagu yang tengah bersinar. Hal tersebut menjadi pertunjukan yang sarat akan dialog hangat, keterbukaan, dan kolaborasi dinamis lintas generasi. Dalam balutan atmosfer magis Aula Barat, musik jazz akan mengalun dengan nuansa yang khas, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para musisi maupun penonton.
Tidak hanya mereka berdua, keseruan lain hadir pula dari para musisi jazz muda seperti Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITB dan Apres yang menginterpretasikan jazz dengan gaya mereka. Keduanya sama-sama membawakan lagu The Beatles dengan olah kreasi ‘musik jazz’ ala mereka. Dengan olah kreasinya lagu “In My Life” dan “Twist and Shout” The Beatles menjadi punya ‘ruh’ yang berbeda dengan versi aslinya. Sama-sama menyenangkan untuk dinikmati.
Setelahnya, hadir pula ITBJazz yang mengesankan penonton karena tampil solid dan enerjik. sebagai komunitas bagi mahasiswa yang menggeluti dan mencintai musik jazz mereka menghadirkan aransemen kreatif yang mengeksplorasi berbagai gaya, dari jazz klasik hingga modern. Dengan konsep yang dinamis, mereka akan menyuguhkan komposisi yang menggabungkan improvisasi khas jazz dengan pendekatan permainan yang segar dan kekinian, mencerminkan perkembangan serta keberagaman musikal di lingkungan mahasiswa ITB.
Menarik pula untuk digaris bawahi tentang tema yang diusung Jazz Aula Barat kali ini, yakni “Jazz Innovation”. Menurut Ibu Imelda Rosalin, selaku kurator dari Jazz Aula Barat, inovasi jazz yang dimaksud dalam Jazz Aula Barat #8 ini tidak se-radikal musik ‘avant-garde’ yang sanggup mengerutkan kening para pendengar. Ibu Imelda yang merupakan seorang akademisi dan praktisi perencanaan wilayah cummusisi jazz menjelaskan jika gelaran Jazz Aula Barat kali ini lebih menekankan pada gagasan baru dalam proses berkarya, bukan semata-mata berorientasi pada musik sebagai produk.
Lebih dari 20 lagu dengan karakter unik akan disajikan dalam konser ini, termasuk dengan apa yang disuguhkan oleh ITB Jazzification. Grup yang dibentuk oleh alumni PSM ITB di bawah arahan Toni P. Sianipar, alumnus Teknik Arsitektur angkatan 80 yang pernah menjadi bagian dari kelompok vokal legendaris, Elfa’s Singers ini membawakan aransemen lagu-lagu populer dan Brazilian jazz dengan sentuhan khas mereka hingga memberikan warna tersendiri dalam keseluruhan pertunjukan, terlebih kala mereka membawakan lagu ciptaannya yang berjudul “Aula Barat”.
Kehadiran para alumni ITB ini juga semakin menegaskan tentang hubungan yang unik dan menarik antara ITB dan musik jazz, di mana sebagai perguruan tinggi teknik yang telah berdiri selama 105 tahun, ITB tidak hanya melahirkan banyak tokoh musik ternama di Indonesia, tetapi juga menjadi wadah bagi berbagai gagasan dan pemikiran dalam dunia musik. Salah satu yang cukup mencuri perhatian malam itu, selain ITB Jazzification, hadir pula Kang Purwacaraka (Program Studi Teknik Industri angkatan 1979) yang juga didaulat untuk tampil pada malam itu. Di tengah dinamika akademik dan intelektual yang kuat, musik menjadi medium bagi mahasiswa dan alumni ITB untuk menyeimbangkan antara pemikiran logis dan ekspresi artistik.
Lanjut ke sesi berikutnya, ada soft launching “Pasar Seni ITB” yang akan digelar pada bulan April 2025 ini. Dengan diadakannya lagi acara Pasar Seni ITB, hal ini menjadi penanda dimulainya kembali pergerakan peristiwa seni budaya yang diprakarsai oleh para mahasiswa Fakultas Seni Rupadan Desain ITB. Peresmian ini dilakukan guna memenuhi kerinduan publik akan romantisme sebuah pasar seni akbar yang dirintis sejak 1972 dan telah menjadi ikon kota Bandung. Peluncuran logo resmi Pasar Seni ITB ini juga dihadiri oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., serta Walikota Bandung terpilih, Bapak Muhammad Farhan.
Di tengah keseruan penampilan dari para pengisi acara, sejak tahun 2019 lalu Jazz Aula Barat ini juga memperluas ruang apresiasi musik dengan menghadirkan Jazz Aula Barat Award, sebuah penghargaan yang diberikan oleh ITB kepada seniman jazz, tokoh yang berkontribusi dalam perkembangan musik jazz, serta figur publik yang memiliki peran penting dalam memajukan jazz di Indonesia.
Pada tahun 2025 ini, Jazz Aula Barat Award dianugerahkan kepada MS Hidayat atas dedikasinya sebagai filantropi jazz, serta Oele Pattiselanno, seorang gitaris jazz senior yang telah memberikan warna tersendiri dalam perjalanan musik jazz di tanah air. Sepanjang perjalanan kariernya, Oele telah berkolaborasi dengan berbagai musisi ternama dan tampil di berbagai festival jazz, baik nasional maupun internasional. Selain sebagai performer, ia juga dikenal sebagai pendidik yang telah membimbing banyak gitaris muda Indonesia.
Semakin bertambah istimewa kala Oele Pattiselanno tampil dengan trio jazz yang terdiri dari Imelda Rosalin pada piano, Ezra Manuhutu pada contrabass, Augustinus pada drum, serta salah satu muridnya, Tiyo Alibasjah. Formasi ini menjanjikan sebuah pengalaman musikal yang mendalam dan harmonis, mencerminkan kekayaan dan keragaman musik jazz Indonesia. Kehadiran Oele Pattiselanno dalam acara ini tidak hanya menambah nilai artistik, tetapi juga menjadi simbol kontinuitas dan dedikasi terhadap perkembangan musik jazz di tanah air.
Daryl John Sayangbati, selaku Ketua ITBJazz, mengungkapkan kebanggaannya bisa berkolaborasi dengan sosok luar biasa seperti Ibu Imelda Rosalin, alumni hebat yang kini berperan sebagai Kurator Jazz Aula Barat. Menurutnya, kehadiran dan bimbingan beliau memberikan warna tersendiri bagi acara ini, sekaligus menjadi inspirasi bagi ITBJazz untuk terus berkembang.