Dari ‘Antara Kita’ hingga ‘Sakura’: Magisnya Jamming Time Fariz RM di Bandung

Sore itu, tanggal 25 Januari 2025, di lobi Hotel Aryaduta, Jl. Sumatera No. 51, Bandung, terasa sedikit berbeda. Tampak sebuah grand piano dengan tutupnya terbuka. Sehari sebelumnya, ada informasi bahwa Sang Maestro, Fariz RM, akan bernyanyi di lobi tersebut.

Benar saja, tepat pukul 18.30, Fariz RM didampingi oleh gitaris berbakat, Riefki Cipta, dari Crossroads Band. Fariz menyebut Riefki sebagai gitaris terbaik di Kota Kembang tersebut. Tak berlama-lama setelah menyampaikan salam, Fariz RM langsung memainkan tuts piano. Seperti yang kita ketahui, Fariz telah mengenal piano klasik sejak usia lima tahun. Dengan keahlian yang luar biasa, Fariz membuka jamming time dengan lagu “Antara Kita,” yang diambil dari album Balada tahun 1991. Penonton terkejut karena lagu ini jarang dibawakan. Mereka tampak bernostalgia, menyanyikan lagu tersebut perlahan, diiringi petikan gitar akustik dari Riefki Cipta. Penampilan yang sangat unik ini diakhiri dengan tepuk tangan meriah dari penonton.

Lagu kedua yang dibawakan berjudul “Penari,” diambil dari singel kompilasi grup Fariz RM, Superdigi, pada tahun 1990. Yang menarik, lagu ini sebenarnya bertempo beat dengan nuansa reggae, tetapi malam itu dibawakan dalam gaya akustik. Salah satu anggota Superdigi, Dandung Sadewa, turut menyaksikan momen tersebut.

Berlanjut ke lagu ketiga, yaitu karya pertama Fariz RM yang dikomersialkan dan dinyanyikan oleh Andi Meriem Mattalata berjudul “Hasrat dan Cita” pada tahun 1979. Ketika memasuki bagian refrain, para penonton ikut bernyanyi bersama.

Selanjutnya, lagu “Nada Kasih” dimainkan oleh Fariz RM dan Riefki Cipta dengan sangat apik. Semua penonton ikut bernyanyi. “Nada Kasih” adalah salah satu lagu duet terbaik dalam musik Indonesia. Pada tahun 1987, lagu ini dinyanyikan oleh Fariz RM dan Neno Warisman di album Do Not Erase. Karena begitu populer, hingga kini banyak penyanyi yang membuat versi berbeda dari lagu tersebut.

Setelah itu, Fariz RM bercerita tentang sebuah lagu religius yang diciptakannya bersama Pongky Jikustik dalam perjalanan dengan kereta api jurusan Yogyakarta. Lagu tersebut berjudul “Hati Yang Terang,” yang terdapat di album Fenomena tahun 2012. Fariz kemudian menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan.

Usai lagu tersebut, Fariz RM bertanya kepada penonton, “Mau lagu apa?” Salah seorang penonton menjawab, “Persimpangan.” Fariz pun membawakan lagu “Persimpangan,” yang terdapat di album Romantic tahun 1992. Pada awal tahun 2025, lagu ini juga dinyanyikan oleh grup Element, diproduksi oleh AriSeno Legacy.

Tibalah saat yang dinantikan, yaitu lagu masterpiece Fariz RM berjudul “Sakura.” Lagu yang sangat populer di era 1980-an ini tetap dikenang hingga sekarang. Dengan kepiawaiannya, Fariz dan Riefki memainkan instrumen masing-masing, berimprovisasi, dan berjamming dengan begitu asyik. Penonton pun ikut bernyanyi bersama dengan penuh semangat.

Setelah lagu “Sakura,” giliran lagu bernuansa Spanyol, yaitu “Barcelona,” yang diambil dari album Living In The Western World tahun 1988. Fariz kembali menari-nari di atas tuts piano, diiringi permainan gitar akustik Fender dari Riefki yang menghasilkan suara flamenco yang memukau.

“Tapi kuberjanji… diriku kembali… untuk cinta yang tertinggal… di jantung Barcelona…”

Riuh tepuk tangan penonton pun menutup lagu tersebut. Malam jamming time ini penuh kesan dan tak terlupakan.

Bandung, 25 Januari 2025

Asep Gunawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *