Dalam rangka meningkatkan pemahaman dasar tentang sistem audio, Amda Aldian, seorang praktisi audio sekaligus manajer dari musisi Panji Sakti, menggelar coaching clinic bertema pengelolaan perangkat sound system. Acara ini digelar pada hari Rabu, 15 Januari 2025, bertempat di ITB Press Store, Jalan Ganesha No. 15 E. Peserta yang hadir berasal dari berbagai kalangan, termasuk pemula di bidang audio, hingga profesional yang ingin memperdalam wawasan mereka.
Amda Aldian, atau biasa disapa Kang Aldi ini, membuka sesi dengan membahas pentingnya manajemen listrik dalam mendukung stabilitas perangkat audio. Ia menjelaskan perbedaan antara dua jenis sistem pada perangkat audio, yakni sistem trafo dan switching.
Menurutnya sistem trafo lebih kuat, tahan lama, dan dapat menangani daya besar, tetapi perangkatnya berat dan boros listrik. Sebaliknya, sistem switching yang lebih modern menawarkan keunggulan berupa efisiensi daya dan bobot ringan, meski memiliki kelemahan berupa ketahanan terhadap panas yang lebih rendah.
Kang Aldi juga menekankan pentingnya grounding sebagai elemen kunci dalam manajemen listrik. Menurutnya grounding membantu menyalurkan arus listrik berlebih ke tanah, mencegah gangguan seperti noise dan risiko hubungan pendek. Ia juga menambahkan bahwa perangkat audio yang tidak memiliki grounding sering kali mengalami gangguan seperti interferensi yang memengaruhi kualitas suara.
Selain itu, ia juga mengingatkan peserta untuk tidak membebani satu sumber listrik dengan terlalu banyak perangkat. “Satu sumber listrik sebaiknya hanya untuk satu kebutuhan utama. Jika terlalu banyak perangkat terhubung, arus akan tidak stabil dan perangkat lebih cepat rusak,” ungkap Kang Aldi.
Pada sesi berikutnya, Kang Aldi menjelaskan cara kerja mixer audio, alat yang menjadi inti dari pengelolaan sinyal suara. Mixer berfungsi mengolah sinyal dari perangkat seperti mikrofon dan instrumen musik, menggabungkan, dan menyesuaikannya sebelum sinyal dikirimkan ke speaker atau alat keluaran lainnya.
“Sinyal dari mikrofon biasanya menggunakan konektor XLR 3-pin, yang disebut sistem balanced. Sistem ini dirancang untuk meminimalkan noise dengan menggunakan jalur hot, cold, dan ground secara optimal,” jelas Kang Aldi.
Ia juga memperkenalkan fungsi direct box, alat yang digunakan untuk mengonversi sinyal unbalanced menjadi balanced. Menurutnya direct box sangat penting, terutama jika menggunakan kabel panjang, karena membantu mengurangi noise dan menjaga kualitas sinyal. Melengkapi pemaparannya, Kang Aldi memberikan tips tambahan, seperti penggunaan pad -26 dB pada mixer untuk menghindari distorsi ketika menghubungkan perangkat dengan output tinggi, seperti keyboard atau alat musik elektronik lainnya.
Kang Aldi menyoroti perlunya kehati-hatian dalam menggunakan perangkat dengan sistem switching. “Setelah perangkat digunakan dalam waktu lama, jangan langsung memindahkannya. Biarkan komponen mendingin terlebih dahulu karena perangkat dalam kondisi panas sangat rentan terhadap kerusakan,” sarannya.
Ia juga menegaskan pentingnya menggunakan adaptor atau trafo asli dari perangkat untuk memastikan kompatibilitas dan menjaga performa alat, karena menurutnya menggunakan adaptor yang tidak sesuai spesifikasi dapat menyebabkan kerusakan serius pada perangkat.
Coaching clinic ini memberikan wawasan komprehensif tentang pengelolaan perangkat audio. Dari pentingnya stabilitas listrik, prinsip kerja mixer, hingga teknik pemakaian perangkat yang aman, semua dijelaskan dengan detail oleh Kang Aldi
Ia berharap para peserta dapat menerapkan pengetahuan yang didapat dalam acara ini untuk meningkatkan kualitas audio, baik dalam konser, produksi musik, maupun aplikasi sehari-hari. Dengan pemahaman yang tepat, perangkat audio dapat digunakan secara optimal dan memiliki umur yang lebih panjang.